Rabu, 05 November 2008

Bahasa Asing Untuk Anak, Makin Dini Makin Baik




Para orang tua mesti menyadari benar pentingnya bahasa asing bagi anak mereka. Ini adalah era global, yang menuntut orang mampu berkomunikasi dengan bahasa global pula.

Masa Emas Belajar Bahasa
Beberapa pakar bahasa mendukungp pandangan 'semakin dini anak belajar bahasa asing, semakin mudah anak menguasai bahasa itu.' Karena anak-anak lebih cepat belajar bahasa tanpa kesulitan dibanding dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena sebelum masa pubertas, daya pikir (otak) anak lebih lentur. Karena itu anak lebih mudah belajar bahasa. Sementara sesudah masa pubertas kelenturannya akan semakin berkurang, sehingga pencapaiannya tidak maksimal.

Usia 6-12 tahun adalah masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa lain selain bahasa ibu (bahasa pertama). Alasannya, otak anak masih plastis dan lentur sehingga proses penyerapan bahasa lebih mulus. Selain itu proses penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Misalnya anak tinggal di suatu lingkungan yang berbahasa lain dengan bahasa ibunya, maka anak akan dengan mudah menguasai bahasa tersebut (self-exposure). Masa emas tersebut sudah tidak dimiliki oleh orang dewasa.

Kapan Mulai Belajar?
Ada dua pendapat mengenai kapan sebaiknya anak mulai belajar bahasa kedua. Pendapat pertama adalah sejak lahir anak sudah bisa dibiasakan dan dikenalkan dengan berbagai bahasa. Namun ada pula yang berpendapat, sebaiknya anak diperkenalkan dengan bahasa kedua setelah anak bisa mengucapkan bahasa ibunya dengan benar.

Walau sama baiknya, masing-masing metode mempunyai kekurangan. Pada metode pertama ada banyak kemungkinan anak mengalami keterlambatan bicara. Hal ini disebabkan karena otak anak harus memetakan bahasa apa yang digunakan oleh orang yang mengajaknya berbicara. tapi itu tidak lama, saat anak sudah semakin besar, kemampuan ini akan semakin terasah.

Sementara untuk metode kedua, terkadang pengucapan (pronounciation) bahasa kedua akan lebih buruk dibanding metode pertama. Anak dengan metode pertama akan terbiasa dengan pengucapan dan aksen yang jelas dibandingkan dengan anak yang menggunakan metode kedua. Namun, apapun metodenya, yang perlu diperhatikan adalah suasana belajarnya.

Senang dan Nyaman
Suasana belajar sangat mempengaruhi kemampuan anak menyerap ilmu yang diberikan termasuk bahasa. Perangsangan bisa dilakukan dengan cara membacakan buku cerita berbahasa asing yang lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Atau melalui nyanyian/lagu berbahasa Inggris, buku cerita bergambar dengan dua bahasa atau dari tayangan TV. Awalnya anak akan banyak bertanya," Apa sih artinya?". Setelah diberi tahu lama-lama akan timbul asosiasinya. Dan ketika ia bisa, orang tua harus memberi penghargaan dalam bentuk pujian.

Dengan tanpa paksaan anak akan mengambil bahasa itu secara spontan, enak dan berani. Ia pun tak takut untuk mengungkapkannya karena tak diliputi oleh perasaan takut salah.

Sesuai Kemampuan
Saat ini banyak sekolah yang menawarkan program bilingual pada anak. Tapi bila orang tua ingin memasukkan anak ke sekolah berbahasa Inggris, perhatikan metode pembelajarannya. Karena , ada sekolah yang mengharuskananak didiknya selalu berbicara dalam bahasa Inggris. Bila tidak, maka anak akan dihukum. Guru pun menerangkan pelajaran dalam bahasa Inggris tanpa terjemahan. Ini bisa membuat anak merasa takut.

Sekolah yang baik, tidak mengharuskan anak berbahasa Inggris, bila anak tidak mau. Hafalan dan pekerjaan rumah pun tak ada. Pokoknya cara belajarnya dibuat senyaman mungkin untuk anak. Bisa lewat dongeng, permainan atau lagu.

Jadi kapan dan bagaimana orang tua mengajarkan bahasa asing kepada anak, yang utama adalah kenalkan bahasa tersebutdengan cara yang menyenangkan. Jika anak senang, maka bahasa apapun yang akan diajarkan, akan diterima dengan baik.

(Sumber: Alia Edisi 1/Juli 2003)

Tidak ada komentar: